Tgl rilis : Oktober 2005
Durasi : 16 episode
Pemain : Rain, Sin Min-ah, Lee Ki-woo, Kim Sa-rang
Episode 1 :
Kerap merasakan kepahitan hidup, Kang Bok-gu tumbuh menjadi pemuda yang dingin. Ia bergeming ketika seorang gadis yang mencintainya meminta pria itu untuk menuturkan cintanya, bahkan tidak perduli ketika wanita itu belakangan berusaha bunuh diri dengan terjun dari jembatan.
Meski belakangan tidak tahan juga dan akhirnya menyelamatkan gadis itu, Bok-gu menuturkan tidak akan muncul lagi kalau wanita tersebut berusaha bunuh diri lagi. Tak jauh dari sana, seorang wanita Cha Eun-seok yang ternyata adalah seorang aktris baru saja merampungkan syuting.
Diidolai oleh banyak orang, hidup Eun-seok terasa sepi karena diam-diam hatinya merindukan seorang pria bernama Kang Min-joo, yang diam-diam sering memperhatikannya dari kejauhan. Pertemuan pertama gadis dan Bok-gu terjadi ketika mobil keduanya berdampingan, Eun-seok diam-diam merasakan hal berbeda melihat aksi pemuda itu yang merentangkan tangannya.
Merasa ditinggalkan begitu saja oleh Min-joo, Eun-seok lagi-lagi harus kecewa karena pria yang dicintainya itu menolak bahkan berkesan menghindar. Saking sedihnya, gadis itu mabuk-mabukan hingga terjadi 'insiden' kecil yang melibatkan pria lain bernama Kim Joon-seong.
Berprofesi sebagai petarung di atas ring, Bok-gu menjalani kerja lain sebagai penagih hutang bersama gadis bernama Han Da-jeong. Kombinasi keduanya yang cukup 'mematikan', didukung penampilan Bok-gu yang berantakan, membuat mereka tidak kesulitan menjalankan pekerjaan meski pihak yang ditagih tidak jarang melakukan intimidasi balik dengan menyewa tukang pukul.
Diam-diam, Han Da-jeong menyukai sosok Bok-gu yang kerap terkesan misterius. Namun, pria itu sendiri tentu saja tidak sadar dan hidupnya lebih banyak diwarnai oleh munculnya suara-suara misterius dari sang kakak yang telah lama terpisah dengannya.
Episode 2 :
Demi menjernihkan masalah, Joon-seong yang sempat dimarahi ayahnya meminta sekertarisnya untuk mengatur pertemuan dengan Eun-seok. Siapa sangka, keduanya malah saling curiga kalau masing-masing pihak sengaja mengatur skandal tersebut demi popularitas.
Ketika sedang berjalan kembali ke kediamannya, Bok-gu telah dinanti oleh seorang gadis yang menyukainya, yang memberitahu kalau ia akan segera menikah. Akhirnya ketahuan kenapa pria itu kerap menolak cinta wanita : ia merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Da-jeong, yang menyebabkan sebagian kulit gadis itu terbakar. Mendengar obrolan mereka, Da-jeong langsung terduduk lemas.
Bok-gu sendiri tidak ambil pusing dengan kejadian tersebut karena ada hal yang lebih penting : ia berhasil menemukan kakaknya Min-joo yang telah lama hilang. Begitu masuk ke apartemen sang kakak, pria itu melihat sejumlah foto Eun-seok dan dirinya, kemudian memutuskan untuk tidak menemui Min-joo dan hanya meninggalkan sbuah pesan.
Kejadian itu membuat emosi Bok-gu cepat naik, sampai-sampai ia nyaris saja menghajar seorang pria setengah baya yang dianggapnya berusaha merayu Da-jeong. Namun, sebuah suara yang tidak asing membuatnya mengurungkan niat tersebut : Min-joo.
Sambil duduk di atas loteng, Bok-gu mengenang saat-saat terakhirnya ketika bertikai hingga akhirnya berpisah dengan Min-joo. Bok-gu tidak sadar bahwa ketika sedang mengobrol, perhatian kakaknya teralih pada berita di sebuah papan besar yang menceritakan tentang skandal antara Eun-seok dan Joon-seong.
Bok-gu baru sadar ada sesuatu yang salah ketika Min-joo seperti lupa dengan sekelilingnya dan menyodorkan tangannya seolah hendak membelai wajah Eun-seok yang terpampang di papan besar, namun terlambat. Tubuh sang kakak yang terpeleset meluncur deras ke bawah.
Belum habis kemarahan sang ayah, Joon-seong kembali berulah dengan mengaku pada media kalau dirinya sudah bertunangan dengan Eun-seok. Keruan saja ketika sedang bertandang ke rumah sang ayah, ia disantroni oleh gadis itu dalam keadaan marah besar.
Episode 3:
Belum habis kemarahan sang ayah, Joon-seong kembali berulah dengan mengaku pada media kalau dirinya sudah bertunangan dengan Eun-seok. Keruan saja ketika sedang bertandang ke rumah sang ayah, ia disantroni oleh gadis itu dalam keadaan marah besar.
Rupanya, Joon-seong punya alasan sendiri yaitu demi merebut simpati masyarakat karena meski terkenal, Eun-seok memiliki latar belakang keluarga miskin. Gadis itu kaget bukan main ketika tahu pria yang baru dikenalnya itu malah berniat datang ke rumah untuk bertemu keluarganya, dan meminta maaf sambil berharap Joon-seong tidak bertindak gegabah.
Dalam keadaan kalut, Bok-gu merenung di kediaman Min-joo sebelum melampiaskan kekecewaannya atas tindakan nekat sang kakak dengan merusak sekelilingnya. Da-jeong sendiri belakangan berusaha menyusul untuk menghibur, namun yang ditemukannya adalah ruangan yang berada dalam keadaan berantakan.
Dari foto-foto yang didapat disana, baru ketahuan kalau Min-joo dan Eun-seok ternyata adalah sepasang kekasih. Ucapan tersebut terdengar oleh Bok-gu yang ternyata masih ada di ruangan tersebut, dan tanpa sadar pria itu meneteskan air mata.
Kehadiran Joon-seong membuat kedua orangtua Eun-seok langsung berharap pemuda itu bisa menjadi kekasih putri mereka, hal yang tentu saja mengecewakan gadis itu karena keluarganya tahu ia masih mencintai Min-joo. Yang membuatnya lebih sedih, kedua saudara kandungnya bahkan berpura-pura tidak mengenal Min-joo yang telah membantu mereka.
Di rumah sakit, Bok-gu terpukul saat mendengar Min-joo mengalami kerusakan otak sehingga nyaris tidak mungkin untuk bisa normal lagi. Sambil menunjukkan foto sang kakak bersama Eun-seok, pemuda itu menegaskan niatnya membalas dendam. Saat pulang dari rumah sakit dengan motor, Bok-gu nyaris saja menabrak Eun-seok yang hendak menyeberang jalan.
Episode 4 :
Meski disebut tidak ada harapan untuk bisa kembali normal, Min-joo langsung bereaksi ketika fotonya bersama Eun-seok diperlihatkan. Melihat kejadian tersebut, Bok-gu yang kesal melemparkan foto tersebut ke kepala kakaknya.
Berusaha mencari gara-gara, Bok-gu mendatangi rumah Eun-seok dengan menyamar sebagai Min-joo tepat pada saat orang tua gadis itu sedang diwawancara wartawan. Keruan saja sang ibu kelabakan, dan dari pintu gerbang berusaha menyogok pria yang dikira sebagai kekasih putrinya tersebut.
Dengan hati panas, Bok-gu melampiaskan kemarahannya dengan berlatih. Namun kesempatan akhirnya datang juga, pria itu mendapat tawaran untuk menjadi mitra tanding seorang pengawal Eun-seok. Akibat terjadi sebuah insiden, dimana Bok-gu memukuli orang yang semula diplot menjadi pengawal gadis incarannya itu habis-habisan, ia akhirnya mendapatkan pekerjaan itu.
Demi tugas barunya, Bok-gu ditempa habis-habisan mulai dari bela diri hingga pelajaran menembak. Tidak hanya itu, ia juga mengubah penampilan dengan mencukur habis jenggot dan kumisnya. Kepada sang kakak, ia berjanji akan melakukan 'yang terbaik' pada Eun-seok.
Pertemuan pertama dengan Eun-seok berlangsung relatif tidak mulus, Bok-gu muncul didalam bioskop saat Eun-seok sedang menonton film dan meminta gadis itu mengikutinya dengan alasan harus segera pergi ke sebuah salon untuk persiapan sebuah acara dengan Joon-seong. Keruan saja, gadis yang telah berusaha menutupi identitasnya itu jengkel setengah mati.
Sempat terlibat kebut-kebutan dengan Bok-gu, Eun-seok akhirnya malah terlibat kecelakaan kecil. Pria itu sadar kalau kejadian tersebut bakal membuatnya dipecat, namun Joon-seong malah menahannya sambil meminta supaya lain kali Bok-gu lebih berhati-hati. Sementara itu, Da-jeong berusaha memeras keluarga Eun-seok dengan menunjukkan foto gadis itu saat bersama Min-Joo.
Episode 5 :
Begitu sampai dirumah, Eun-seok terkejut mendengar berita dari keluarganya yang menyebut kalau Min-joo yang dicintainya berusaha memeras lewat foto-foto mereka saat masih sebagai kekasih. Keruan saja, perasaannya hancur-lebur apalagi begitu melihat bukti-bukti didepannya.
Tidak ingin nasib putrinya dipermainkan, Park Ja-kyeong berusaha menelepon pihak kepolisian supaya menangkap Min-joo. Namun, hal tersebut dicegah oleh Eun-seok, yang memutuskan untuk menemui si pemeras. Mereka sudah tentu tidak tahu bahwa dalang semua itu adalah Da-jeong, yang menganggap justru Eun-seok lah yang tidak tahu diri karena meninggalkan Min-joo saat sudah tenar.
Sambil berjalan dengan lantai gontai, Eun-seok menuju tempat pertemuannya dengan para pemeras diikuti oleh Bok-gu dari belakang. Didalam restoran, gadis itu bertemu dengan Da-jeong dan Park Mi-sook yang menyamar sebagai adik Min-joo.
Berlawanan dengan rencana semula, Mi-sook malah kelepasan bicara soal Eun-seok yang diduga meninggalkan Min-joo karena uang sehingga hati gadis itu makin sakit. Kesalahpahaman akhirnya semakin parah, Eun-seok menawarkan uang dalam jumlah besar untuk setiap fotonya bersama Min-joo.
Ketika melangkah keluar, Da-jeong dan Mi-sook tidak melihat Bok-gu yang tertidur dimobil. Begitu membuka mata, ia melihat Eun-seok melangkah keluar dari restoran sebelum kemudian terduduk di tengah jalan. Demi melampiaskan kemarahannya, gadis itu malah menantang Bok-gu berkelahi, yang sudah tentu tidak diperdulikan.
Berharap apa yang dilakukannya bisa membuat Bok-gu memukul balik, Eun-seok harus kecewa karena sepanjang perjalanan meski terus memukuli pria itu, Bok-gu tidak juga membalas. Namun, sebuah telepon dari pihak rumah sakit membuat Eun-seok untuk pertama kalinya melihat hawa emosi di mata Bok-gu.
Episode 6 :
Begitu muncul lagi, tanpa basa-basi Bok-gu menariknya dengan kasar untuk menemui Min-joo yang terbaring lemah. Namun, ia akhirnya mengurungkan niatnya. Keruan saja, Eun-seok yang tidak sempat melihat Min-joo mengira itu dilakukan karena pria tersebut menyimpan dendam karena perbuatannya.
Keesokan harinya sambil mengawal Eun-seok syuting, Bok-gu terus berbicara di telepon dengan harapan Min-joo bisa mendengarnya. Siapa sangka dengan lokasi yang terletak di pinggir pelabuhan tersebut, Eun-seok malah teringat dengan masa lalunya dan mulai mengalami cegukan hebat.
Akibatnya, syuting terpaksa ditunda karena kondisi Eun-seok. Namun, di tengah malam mendadak gadis itu menyelinap keluar dan berjalan ke pinggir pantai. Bok-gu yang sempat melihat keruan saja terus mengikuti dan mulai menduga-duga apa yang dirasakan gadis itu.
Terlarut dalam lamunannya tentang sang ibu kandung yang meninggal secara tragis, Eun-seok terkejut begitu melihat Bok-gu sudah berada dibelakangnya. Yang lebih mengagetkan lagi, sang pengawal mendadak menarik dan mencium bibirnya. Beruntung, adegan itu tidak dilihat oleh Joon-seong dan Seong-jin yang muncul belakangan.
Sang manajer langsung senang saat cegukan Eun-seok terhenti, ia mengira kehadiran Joon-seong lah yang menyebabkannya. Akibat insiden di pinggir pantai itu, pikiran Eun-seok mulai tertuju pada Bok-gu dan mulai gugup ketika sikapnya menarik perhatian Seong-jin.
Setela kejadian tersebut, Bok-gu sendiri sempat absen mengawal Eun-seok. Penyebabnya : Da-jeong mendadak uring-uringan dan memutuskan untuk pergi meninggalkan pria itu. Beruntung, Bok-gu punya cara tersendiri untuk mengubah keputusan yang diambil Da-jeong.
Episode 7 :
Joon-seong sendiri bertekad membuktikan kalau dirinya tidak kalah dengan Min-joo di depan Eun-seok, sampai-sampai melakukan hal yang cukup nekat. Tidak pernah menenggak minuman keras sepanjang hidupnya, pria itu meminum arak sampai Eun-seok terheran-heran.
Ternyata tidak hanya Joon-seong, Bok-gu juga mulai merasakan hal berbeda dengan Eun-seok. Ketika sedang bertamasya dengan Da-jeong dan nyaris berciuman, pikirannya malah melayang ke saat dimana ia mencium Eun-seok.
Setelah meminta sahabatnya menemani Da-jeong pulang, Bok-gu akhirnya bertemu Eun-seok karena dirinya diminta untuk menjemput gadis itu yang terkapar mabuk bersama Joon-seong. Atas perintah majikannya tersebut, ia mengarahkan mobil ke sebuah hotel berbintang.
Tidak tahan karena dirinya tidak dianggap, Joon-seong berniat untuk tidur dengan Eun-seok. Namun disaat-saat genting, Bok-gu muncul didepan pintu dan memohon supaya gadis itu dikembalikan padanya. Keruan saja, Joon-seong marah besar. Namun, sang pengawal bergeming meski mendapat beberapa pukulan telak.
Kengototan Bok-gu membuat Joon-seong akhirnya menyerah, ia membiarkan Eun-seok kembali diantar pulang. Keesokan harinya saat berpapasan di pinggir pantai, pria kaya-raya itu meminta maaf sekaligus berterima kasih pada Bok-gu karena telah mencegahnya melakukan kesalahan besar.
Sudah tentu, Eun-seok tidak tahu apa yang terjadi di malam ketika ia mabuk. Namun, sebuah film klasik membuatnya memutuskan untuk menemui Bok-gu yang sedang berlatih di sebuah sasana tinju untuk menjernihkan kejadian di pinggir pantai.
Namun, Eun-seok harus kecewa karena Bok-gu sepertinya tidak memperdulikannya. Terus mengikuti pria itu dari belakang, Eun-seok cuma bisa tersenyum ketika sang pengawal pribadi membantu seorang wanita yang dipukuli kekasihnya, namun balasan yang didapat ternyata jauh dari setimpal.
Episode 8 :
Entah apa yang terjadi pada Bok-gu, kemanapun ia memandang bayangan Min-joo dan Eun-seok seolah tidak pernah lepas dari bayangannya. Meski ragu-ragu, pria itu menggunakan ponsel sang kakak untuk menghubungi Eun-seok, dan kembali salah-paham terjadi.
Berdasarkan buku harian peninggalan Min-joo, Bok-gu akhirnya mulai tahu apa yang terjadi antara Min-joo dan Eun-seok, namun ia tidak tahu kalau biang keladi dari semua itu adalah ibu tiri Eun-seok. Demi melampiaskan kesedihan dan kemarahannya, Eun-seok menggunakan waktu luangnya dengan menembaki boneka di taman ria.
Ketika sedang menjalani sesi pemotretan, pandangan Bok-gu membuat Eun-seok gugup sehingga ia nyaris terjatuh dari atas gedung. Beruntung, sang pengawal menyelamatkannya di saat-saat akhir. Konflik batin langsung dirasakan pria itu, yang sempat berniat melepaskan pegangannya sehingga Eun-seok jatuh dan tewas.
Niat tersebut memang akhirnya diurungkan, sebagai gantinya ia langsung berlari ke rumah sakit karena mendengar pembicaraan soal kondisi Min-joo. Apa yang ditakutkan Bok-gu nyaris menjadi kenyataan, untungnya nyawa sang kakak masih sempat tertolong meski kejadian itu sempat membuat pria tersebut meneteskan air mata.
Di rumahnya, Eun-seok yang tidak tahu apa yang telah terjadi terus membayangkan sosok Bok-gu lewat boneka yang dimenanginya lewat permainan ketangkasan. Oleh rekannya, Bok-gu sendiri diperingati bahwa aksinya bersama Eun-seok bakal membuat Da-jeong marah, namun ia tetap acuh.
Bukan hanya Bok-gu, Da-jeong juga ternyata mengalami masalah lain yang menyangkut keluarganya. Hal ini tentu saja berbeda 180 derajat dari ibu tiri Eun-seok, yang merasa hidupnya berada di puncak tanpa tahu dua sahabatnya sedang berusaha mempengaruhinya demi kepentingan mereka.
Hatinya semakin berbunga-bunga ketika tahu Joon-seong datang untuk menemui putrinya. Dengan wajah ramah, wanita setengah baya itu menyuruh pria itu langsung masuk ke kamar Eun-seok. Sambil tersenyum, Joon-seong memandangi Eun-seok yang masih tidur sambil memeluk boneka yang baru didapatnya.
Episode 9 :
Melihat Da-jeong diperlakukan semena-mena, emosi Bok-gu meledak dan nyaris saja membuat kekacauan. Beruntung setelah belakangan mereda, ia berhasil 'membujuk' adik tiri gadis itu supaya memperbolehkan sang kakak memberi penghormatan terakhir.
Dirumahnya saat bangun, Eun-seok berbicara sambil marah-marah sendiri karena memimpikan Bok-gu (yang dibayangkan sebagai boneka yang dipeluknya) saat tertidur. Begitu turun ke bawah, gadis itu hanya bisa menahan rasa muak melihat kedua orang tuanya berusaha menjilat Joon-seong dan terus memuji-muji kecerdasan pemuda itu yang berusaha mengambil hati keluarganya.
Ketika pergi keluar, Joon-seong menolak tawaran minum dari Eun-seok dan dengan polos menceritakan hal apa yang nyaris dilakukannya ketika terakhir mabuk. Keruan saja, Eun-seok kaget campur ketar-ketir karena merasa sang 'tunangan' mulai mengetahui perasaannya terhadap Bok-gu.
Cerita tersebut nyatanya malah membuat simpatinya terhadap sang pengawal semakin bertambah, ia kemudian memutuskan untuk menelepon Bok-gu. Rupanya, gadis itu mengingat kalau Bok-gu telah menyanyikannya sebuah lagu yang biasa dilantunkan Min-joo. Tentu saja, pria itu menyangkal.
Saat kembali ke rumahnya, Da-jeong telah dinanti dua orang preman yang ternyata mencari Bok-gu. Namun begitu menerima telepon, kedua orang tersebut langsung pergi. Kejadian itu langsung membuat gadis itu berpikir kalau Bok-gu telah bergabung dengan kelompok gangster demi melunasi biaya rumah sakit sang kakak.
Dugaan tersebut ternyata tidak meleset, bahkan usaha Eun-seok, yang ternyata sempat mendengar pembicaraan Bok-gu dengan seorang rekannya, untuk berusaha menjauhkan pemuda itu dari kesulitan tidak berhasil. Kali ini, pemuda itu bukan tandingan lawan-lawannya. Mendadak, Eun-seok muncul dan supaya gadis itu tidak terluka, Bok-gu melindungi dengan tubuhnya.
Episode 10 :
Sebelum masuk ruang operasi, Eun-seok memberikan kalung miliknya yang dipercaya sebagai jimat keberuntungan pada Bok-gu. Ironisnya, kalung tersebut sebelumnya diberikan pada gadis itu oleh Min-joo. Begitu Bok-gu masuk, Eun-seok langsung jatuh pingsan.
Nyaris secara bersamaan, Da-jeong dan Joon-seong tiba di rumah sakit untuk menjenguk dua orang berbeda tanpa tahu kalau keduanya saling berhubungan. Begitu sadar, yang pertama diingat oleh Eun-seok adalah Bok-gu dan ia langsung bergegas menuju tempat dimana pemuda itu dirawat.
Bok-gu sendiri tidak kalah kagetnya saat mendapati kalung milik Min-joo melingkar ditangannya. Dengan gontai ia melangkah keluar dari rumah sakit, dan tekadnya untuk membalas dendam atas perlakuan yang diduganya dilakukan Eun-seok terhadap sang kakak siap dimulai.
Rasa penasaran Eun-seok terhadap sosok Bok-gu yang misterius membuatnya nekat mendatangi rumah pria itu namun saat melangkah menuruni tangga, hak sepatunya patah. Teringat akan isi buku harian sang kakak akan kejadian yang nyaris sama, Bok-gu menawari bakmi pada sang tamu, yang sudah tentu disambut Eun-seok dengan wajah takjub campur heran.
Misi Bok-gu nyaris saja berantakan ketika Eun-seok bisa menebak bahwa kakak pria itu ada dirumah sakit saat ia ditarik paksa beberapa waktu lalu, namun Bok-gu bisa berkelit bahkan secara tersirat ia menceritakan apa yang terjadi pada Min-joo. Tentu saja, Eun-seok tidak tahu kalau pria yang dicintainya dan kakak Bok-gu adalah orang yang sama.
Berbagai perbuatan Bok-gu yang begitu mirip dengan Min-joo keruan saja membuat hati Eun-seok berdebar keras, bahkan pemuda itu nyaris saja menciumnya lagi sebelum mengurungkan niat dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Hari itu adalah hari persiapan pertunangan antara Eun-seok dan Joon-seong.
Tanpa disadari keduanya, kedekatan mereka telah tercium oleh Joon-seong. Pria itu diam-diam mengamati Eun-seok dan Bok-gu dari dalam mobilnya dengan pandangan penuh cemburu, namun ia tidak melihat bagaimana wajah sang pengawal yang kembali berubah ketika dirinya telah membelakangi Eun-seok.
Episode 11 :
Ketika sedang mengawal Eun-seok menjajal gaun pertunangan, tanpa sengaja Da-jeong melihat Bok-gu disisi gadis itu. Bisa dibayangkan bagaimana terkejutnya Da-jeong, ia langsung memandang pria itu dengan sinis sebelum melangkah pergi.
Joon-seong juga tidak kalah gusar melihat kedekatan Eun-seok dan Bok-gu, ia langsung memutuskan untuk mempercepat pertunangan dan mengancam bakal melakukan segala cara bila gadis itu berusaha menghindar. Di tempat lain, Bok-gu berusaha membujuk Da-jeong yang mengira pemuda itu telah melupakan dendamnya pada Eun-seok.
Memutuskan untuk tidak membongkar rencananya, Bok-gu melangkah pergi sebelum gerakannya terhenti akibat bunyi telepon genggamnya. Tahu bahwa yang menelepon adalah Eun-seok, pria itu sengaja tidak bicara melainkan bersiul melantunkan lagu pengantar tidur sang majikan. Sambil tersenyum, Eun-seok akhirnya ternyenyak.
Keesokan harinya saat syuting, mendadak Joon-seong muncul bersama sang ayah untuk menunggui Eun-seok. Kembali terjadi sesuatu, sebuah motor yang dikemudikan seorang tidak dikenal menerobos masuk ke lokasi dan nyaris saja menabrak gadis itu. Lagi-lagi, kesigapan Bok-gu membuatnya mampu menyelamatkan sang majikan.
Da-jeong yang lagi-lagi melihat kejadian itu langsung melangkah pergi dengan gontai, tatapan Bok-gu membuatnya sadar kalau pria itu telah jatuh cinta dengan Eun-seok. Bahkan ketika malamnya pria itu muncul dihadapannya, kemarahannya tidak juga mereda dan malah semakin berpikir yang tidak-tidak.
Tidak mau kalah lagi, Joon-seong bertindak cepat. Pertama yang dilakukannya adalah mengakui perasaan yang sesungguhnya terhadap Eun-seok, yang sayangnya mendapat penolakan. Kedua, ia berusaha menyingkirkan Bok-gu dengan alasan siap membiayai operasi Da-jeong.
Namun, sikap tersebut malah membuat Bok-gu semakin bernafsu untuk merebut Eun-seok. Lewat pesan singkat, ia meminta gadis itu untuk datang ke sasana tempatnya berlatih. Sambil menatap mata sang majikan, Bok-gu meminta ijin supaya boleh menyukai Eun-seok sebelum kemudian mencium keningnya.
Episode 12 :
Sambil menangis, ibu tiri Eun-seok meminta putrinya untuk memohon ampun pada Joon-seong dan meneruskan rencana pernikahannya. Keruan saja hati gadis itu makin tidak keruan, ia menemui Bok-gu di puncak sebuah gedung dan memeluknya dari belakang.
Mendengar suara Eun-seok yang seolah menyimpan beban berat, hati Bok-gu mulai goyah. Untuk menenangkan sang majikan, ia membawa gadis itu ke seuah tempa dimana banyak pepohonan dan tumbuhan. Namun di saat perasaan cintanya mulai berkobar, Bok-gu kembali teringat akan dendamnya.
Keduanya menghabiskan waktu bersama hingga hari gelap dan turun hujan, dan lagi-lagi Bok-gu melakukan hal yang pernah dilakukan Min-joo terhadap Eun-seok : melipat bagian bawah celana panjang gadis itu supaya tidak basah. Hatinya terasa sakit melihat wajah Eun-seok yang tidak keruan, ia mulai merasa mempermainkan perasaan wanita yang tidak bersalah.
Akibat kejadian yang berlangsung selama seharian tersebut, niat Eun-seok untuk menggelar konferensi pers membatalkan pertunangannya buyar karena sudah keduluan Joon-seong. Rupanya, sang ayah datang ke rumah direktur muda itu dan memohon supaya istrinya diampuni. Kali ini, posisi Eun-seok benar-benar terjepit.
Di rumah sakit sambil memijat Min-joo, Bok-gu teringat akan ucapan Eun-seok saat keduanya bersama dan mulai ragu akan hal yang dilakukannya. Sementara itu di tempat lain, Eun-seok akhirnya memutuskan untuk meneruskan rencana pertunangannya dengan Joon-seong karena ibu tirinya mengancam bakal pergi meninggalkan sang ayah.
Joon-seong langsung tersenyum penuh kemenangan melihat Eun-seok muncul dihadapannya untuk memohon, ia tahu kalau gadis itu siap melakukan apapun yang diinginkannya. Dengan sengaja, ia menelepon Bok-gu untuk melihat Eun-seok mencoba gaun pertunangan sekaligus memberi pesan tersirat bahwa pemuda itu sudah kalah.
Tanpa berkata apa-apa, Bok-gu kembali bertindak sebagai seorang pengawal sehingga Eun-seok yang duduk di bangku belakang merasa sedih. Tetesan air mata gadis itu akhirnya membuat Bok-gu tidak tahan lagi, ia mencium Eun-seok sambil merekam adegan tersebut. Rupanya, dendam yang dirasakan mampu mengalahkan rasa cinta yang dimilikinya.
Episode 13 :
Ketika air mata Eun-seok tak henti berderai, Bok-gu menyatakan tidak akan melepas gadis itu sampai jantungnya berhenti berdetak. Begitu pria itu pergi, mendadak Eun-seok teringat akan sesuatu, sesuatu yang pernah dikatakan Min-joo.
Setelah kejadian itu, Bok-gu nyaris saja ditabrak oleh sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan ia tahu siapa yang ada dibelakang kemudi. Tidak hanya Bok-gu, Eun-seok juga mengalami perubahan dalam hidupnya dan keesokan harinya meminta supaya sang pengawal mencari pekerjaan lain.
Namun sebagai balasan, Bok-gu malah memperlakukannya bagai seorang putri. Ketika sedang syuting, mendadak Joon-seong muncul dan berusaha memprovokasi baik Eun-seok maupun Bok-gu. Namun, ancaman serta ucapannya yang bernada merendahkan malah ditanggapi santai oleh Bok-gu, yang menyebut akan selalu berada disamping Eun-seok.
Sadar kalau usahanya sia-sia, Joon-seong mengalihkan sasarannya pada Da-jeong. Tidak hanya itu, dalam wawancara yang digelar dalam bahasa Inggris, ia menyatakan Eun-seok siap melepas pekerjaannya sebagai aktris setelah menikah. Karena tidak mengerti, gadis itu hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum.
Demi menjauhkan Bok-gu dari dirinya, Eun-seok berpura-pura mengajak Joon-seong beristirahat di kamar hotel dan setelah sampai, mengurung diri di kamar mandi dalam waktu yang cukup lama. Setelah semuanya selesai, mereka pergi makan malam sambil mengajak Bok-gu. Pria itu tidak sadar bahwa sang rival juga mengundang Da-jeong.
Terburu-buru dan ingin tampil cantik, Da-jeong melangkah menuju kamar kecil dan disana mendengar percakapan antara Bok-gu dan Eun-seok. Keruan saja ia sedih bukan main, dan melangkah keluar restoran dengan gontai. Tidak hanya Da-jeong, Eun-seok juga memutuskan pulang tanpa memberitahu Joon-seong yang menunggu di restoran dengan senyum kemenangan.
Saat berjalan keluar, tanpa sengaja Bok-gu melihat Da-jeong melintas dan sadar bahwa Joon-seong telah menjebak mereka semua. Konfrontasi keduanya tidak bisa dihindari lagi, dan sebelum pergi Bok-gu memaki pria itu dan menyatakan tidak akan membiarkan rivalnya itu menang.
Episode 14 :
Ketika sedang berada di samping Min-joo, Bok-gu mendapat SMS dari Eun-seok yang mengajaknya bertemu di sasana tinju. Disana, gadis itu menceritakan tentang kisah cintanya di masa lalu dan bagaimana ucapan Bok-gu mirip dengan kekasihnya yang terdahulu.
Di pagi hari pertunangannya, pikiran Eun-seok makin kacau setiap mengingat ucapan terakhir Bok-gu, dan memutuskan memandangi pria itu dari kejauhan didalam mobilnya. Siapa sangka, Bok-gu melihat dan malah mengajaknya melarikan diri bersama. Dengan wajah muram, Eun-seok memacu mobilnya pulang, Tak jauh dari sana, Joon-seong menyaksikan semua kejadian itu.
Benar-benar berencana mengacaukan pesta pertunangan Eun-seok, Bok-gu menyempatkan diri menengok keadaan Da-jeong yang jatuh sakit. Saat hendak pergi, tangannya digenggam erat oleh gadis itu. Dengan wajah serius, pria itu mengatakan bahwa semua tindakannya mempunyai alasan, dan berjanji akan kembali ke sisi Da-jeong setelah semuanya selesai.
Belakangan, Bok-gu mencegat mobil yang dinaiki Eun-seok dengan motor kesayangannya dan menghajar supir gadis itu. Keruan saja, kejadian itu membuat keluarga Eun-seok panik, namun keinginan mereka melapor ke polisi dicegah Joon-seong yang berjanji bakal mengurus semuanya.
Sikap Bok-gu yang bisa berubah drastis keruan saja membuat Eun-seok keheranan, di satu waktu gadis itu ditinggalkan sendiri di tepi jalan sementara tak lama kemudian sang pengawal malah muncul lagi seolah tanpa perasaan bersalah. Ia tidak tahu bahwa saat itu terjadi pergumulan hebat dalam diri Bok-gu.
Tahu kalau Bok-gu dan Eun-seok bakal berusaha melarikan diri keluar kota, Joon-seong menghubungi sejumlah informannya yang terpercaya untuk melacak keberadaan mereka. Tidak hanya itu, ia juga berusaha untuk mencegat pasangan itu di dermaga.
Bok-gu sendiri akhirnya ditangkap pihak kepolisian di sebuah rumah, tepat saat ia mengurungkan niatnya untuk bermesraan dengan Eun-seok. Rupanya jauh didalam lubuk hati pria itu, dendam saja tidak cukup untuk membuat Eun-seok merasakan sakitnya ditinggalkan orang yang dicintai.
Episode 15 :
Demi mencegah Eun-seok melakukan tindakan nekat, keluarga gadis itu menguncinya di kamar. Belakangan, Joon-seong masuk dan memberitahu bahwa semua yang dilakukan hanya akan menghancurkan karir yang telah dibangun, namun Eun-seok ternyata tidak perduli.
Ia langsung menuju kantor polisi, dan dihadapan para petugas, mengatakan bahwa apa yang dilakukan Bok-gu sama sekali tidak ada unsur paksaan. Keruan saja ketika berjalan keluar, mereka dikerubungi wartawan tepat pada saat Eun-seok memeluk pria itu.
Eun-seok nampaknya benar-benar dimabuk cinta, ia sama sekali tidak perduli bermesraan dengan Bok-gu meski berada di tempat umum. Di saat yang sama, citra gadis itu yang membatalkan pertunangannya di tengah jalan membuat karir Eun-seok terancam tamat.
Ketika sedang berada didalam mobil, mendadak Bok-gu meminta Eun-seok menceritakan tentang kekasihnya yang terdahulu. Sikap gadis itu langsung berubah, demikian pula sang pengawal yang mendadak menjadi dingin dan mengatakan bahwa ia merasa bosan. Keruan saja, Eun-seok meneteskan air mata dan patah hati melihat Bok-gu melangkah pergi.
Setelah melampiaskan rasa bersalahnya dengan minum-minum, Bok-gu mendatangi kamar Min-joo dan mengobrol dengan sang kakak. Meski awalnya menyatakan niat membalas dendam akhirnya kesampaian, Bok-gu tidak bisa menahan air matanya dan menyesalkan mengapa Min-joo menyukai wanita sebaik Eun-seok.
Eun-sook sendiri memutuskan untuk tidur sejenak didalam mobil sambil berharap apa yang terjadi dengannya hanyalah mimpi. Saat bangun, ia memutuskan untuk menyusul Bok-gu. Berkat informasi yang didapat, ia menyusul pria itu ke rumah sakit sehingga tabir kebenaran mulai terungkap.
Tidak ingin dirinya disakiti lagi, Da-jeong menelepon Joon-seong dan meminta supaya direktur muda itu berusaha dengan segala cara untuk menghalangi percintaan Bok-gu dan Eun-seok. Tidak hanya itu, ia juga mengungkap rahasia Bok-gu yang sebenarnya.
Episode 16 :
Air mata Eun-seok tidak berhenti berderai mendengar pengakuan Bok-gu sebagai adik Min-joo, ia langsung terduduk lemas di lantai. Di belakang mereka, Da-jeong mendengar semua percakapan tersebut dan hanya bisa tertegun.
Tidak tega melihat kondisi Eun-seok yang mengenaskan, Da-jeong keluar dan memperkenalkan dirinya. Tidak hanya meminta maaf karena sebelumnya sempat memeras, ia juga meminta sang artis memaafkan pengawalnya yang telah bertindak di luar batas. Bahkan, niat Eun-seok untuk melihat kondisi Min-joo dilarang oleh Da-jeong yang tidak ingin gadis itu makin sakit hatinya.
Kesal melihat Bok-gu seolah tidak perduli dengan tindakannya, ketika berkaraoke Da-jeong akhirnya melihat kesedihan di mata pria itu. Setelah semuanya tertidur baik karena kelelahan maupun mabuk, adik Min-joo itu mengambil keputusan untuk menyendiri. Di tempat lain, Eun-seok muntah-muntah akibat terlalu banyak memakan mie.
Gembira karena Bok-gu telah kembali ke rumah, Da-jeong memperlakukan pria yang dicintainya itu dengan sangat baik. Selain memasakkan makanan, saat sarapan ia sengaja menyebut berharap bisa mempunyai anak dari Bok-gu, sehingga otomatis pria berhati keras itu sedikit terkejut.
Ketika kembali ke rumah, Eun-seok disambut oleh kemarahan ibu tiri dan dua saudaranya. Namun, kali ini gadis itu tidak tinggal diam dan balas memarahi sang ibu. Rupanya, ia telah tahu apa yang dilakukan wanita itu pada Min-joo, dan menyebut bahwa Bok-gu sengaja mendekatinya untuk membalas perlakuan yang diduga dilakukan Eun-seok pada sang kakak.
Rupanya tidak cuma Eun-seok, belakangan Bok-gu juga tahu kenapa gadis itu menolak membicarakan Min-joo. Hal itu dibuka oleh pengakuan Da-jeong, yang mengaku sempat memeras sang rival dengan ancaman bakal mempublikasikan foto mesranya dengan sang kakak.
Sadar akan kesalahannya, Bok-gu berlari kesana-kemari sambil berusaha menghubungi Eun-seok namun sayang ponsel gadis itu ternyata dimatikan. Dengan panik sambil bercucuran air mata, pria itu akhirnya menyerah dan kembal ke rumah sakit. Siapa sangka, Eun-seok telah lebih dulu sampai disana dan melihat kondisi Min-joo.
Episode 17 :
Di luar rumah sakit, Joon-seong menemui Bok-gu dan meminta maaf karena selama ini salah menduga apa yang terjadi. Menolak untuk menerima Eun-seok kembali, pria berkacamata itu dengan tepat menebak kalau sang pengawal yang disewanya itu benar-benar telah jatuh hati pada sang majikan.
Kembali ke hotel tempatnya menginap sambil berhujan-hujanan, Eun-seok terkejut ketika Bok-gu muncul dan memayunginya. Berusaha tidak memperdulikan pemuda itu, sesampainya dikamar gadis itu langsung jatuh pingsan. Beruntung, Bok-gu tidak meninggalkannya begitu saja dan sambil memeluk erat, meminta maaf pada gadis itu.
Keesokan harinya saat kembali ke rumah sakit, Eun-seok terkejut melihat ranjang yang biasa ditiduri Min-joo ternyata telah ditempati orang lain. Nasibnya benar-benar malang, Bok-gu yang ditemuinya menolak untuk memberitahu keberadaan sang kakak sehingga ia terus menunggu di depan rumah pemuda itu meski cuaca sangat dingin.
Malamnya saat mendengar Eun-seok masih duduk di luar, Bok-gu langsung bangun, menggendong gadis itu, dan meminta Da-jeong untuk mau membiarkannya tidur disana. Keesokan harinya saat bangun, Eun-seok mendapati foto Bok-gu bersama Da-jeong.
Begitu keluar, Eun-seok disambut oleh ucapan Bok-gu yang sengaja memanas-manasi dengan kata-kata menyakitkan. Meski strategi tersebut cukup sukses, namun Da-jeong tidak bisa dibohongi dan tahu bahwa ada sesuatu hal lain yang disembunyikan pemuda itu.
Ucapan Bok-gu yang begitu menyakitkan benar-benar memukul Eun-seok, yang berlaku bagai orang kesurupan dan akhirnya dibawa ke kantor polisi. Sementara itu di tempat perawatan Min-joo, Bok-gu dikagetkan oleh sang kakak yang secara ajaib mulai sadar dan bisa mengenali lingkungan sekitarnya.
Berita tersebut langsung jadi santapan media massa, beruntung keluarga Eun-seok muncul dan langsung menebusnya keluar. Saat menuju mobil, mendadak Joon-seong muncul. Ketika berbicara berdua, pria itu kembali meminta Eun-seok untuk mau kembali kesisinya.
Episode 18 :
Setahun telah berlalu. Setelah karirnya nyaris berantakan, Eun-seok mendadak kembali populer setelah film yang dibintanginya kembali diedarkan. Ketika ditanya wartawan, Joon-seong sebagai pihak investor mengaku hal itu dilakukannya murni dengan pertimbangan bisnis.
Dalam perjalanan, mobil Eun-seok mogok dan berhasil dibawa ke sebuah bengkel. Siapa sangka, disana ia kembali dipertemukan dengan Bok-gu yang bekerja sebagai seorang montir. Dari pria yang sempat meninggalkan Seoul selama setahun itu, kabar mengejutkan diterimanya yang membuat lemas : Min-joo telah meninggal.
Kembali harus diselamatkan karena nyaris ditabrak mobil, Eun-seok diantarkan Bok-gu dengan mobil. Dalam perjalanan, sang mantan pengawal memintanya untuk bisa melupakan Min-joo sambil mengatakan abu sang kakak telah ditebarkan ke laut. Keruan saja, hati Eun-seok makin sakit karena ia tidak bisa mengunjungi makam pria yang pernah begitu dicintainya itu.
Pertemuan tersebut membuat perasaan masing-masing kembali tidak keruan. Bok-gu yang masih berhubungan dengan Da-jeong akhirnya memutuskan untuk meminta gadis itu mau tinggal bersamanya, sementara Joon-seong berusaha menghibur Eun-seok di sebuah bar dengan bermain saksofon.
Saat kembali ke bengkel, Eun-seok yang ngotot ingin mengambil kembali mobilnya dicegah oleh Bok-gu, yang mengemudi kemudian meminta gadis itu menunggu selama tiga jam. Sebelum berpisah, ia berpesan supaya Eun-seok tidak lagi bersedih atau minum-minum.
Dari ucapan tersebut, Eun-seok akhirnya tahu kalau apa yang dilakukan Bok-gu tidak sepenuhnya berdasarkan dendam, pemuda itu juga menyimpan perasaan yang sama dengannya. Namun nasib masih belum mau memisahkan mereka, gadis itu menemukan ponsel Bok-gu dan didalamnya, ia melihat foto si empunya bersama Min-joo yang semula disangka telah mati.
Episode 19 :
Tidak ingin Eun-seok menghabiskan waktunya dengan Min-joo yang telah cacat dan menelantarkan karirnya, Bok-gu menarik Eun-seok yang sedang memeluk sang kakak dan meminta gadis itu pergi. Bahkan, dengan setengah mengancam ia menyebut siap membawa Min-joo menghilang lagi.
Namun, sikap Bok-gu malah membuat keinginan Eun-seok untuk mengurus Min-joo tambah menggebu. Sang mantan pengawal hanya bisa terpaku tidak berdaya saat sang kakak dibawa dengan mobil gadis itu, yang berjanji akan merawat Min-joo dengan baik.
Berpisah dengan adik yang telah merawatnya bertahun-tahun ternyata membuat Min-joo sedih juga, karena itu ia sangat bahagia ketika Bok-gu muncul saat ultahnya tiba. Pertemuan kedua saudara kandung itu berlangsung mengharukan di kediaman Eun-seok, sehingga tanpa terasa air mata Min-joo menetes.
Perubahan sikap Bok-gu saat berada di dekat Eun-seok sendiri bukannya tidak disadari oleh Da-jeong, gadis itu langsung merebut minuman keras yang ditenggak sang kekasih dan berusaha menghabiskannya. Bahkan, ucapan pria itu yang mengaku merasa gembira karena Da-jeong ada disisinya tidak membuatnya tenang.
Setelah semuanya tertidur karena mabuk, Bok-gu keluar dari rumah dan pergi ke sebuah pasar swalayan. Disana, ia bertemu dengan Eun-seok lagi. Sebuah kejadian membuat gadis itu sadar kalau Bok-gu masih begitu memperhatikannya, dan meminta pemuda itu untuk tidak datang lagi ketempatnya. Rupanya, Eun-seok tidak tahan untuk kembali melihat pria yang masih dicintainya itu.
Begitu Bok-gu, sambil membawa Da-jeong yang tertidur pulang, Eun-seok tidak dapat menahan air matanya. Di tempat lain, baik Bok-gu maupun Da-jeong juga mengalami hal yang sama, masing-masing merasakan perihnya rasa sakit hati akibat cinta yang tidak (dan tidak bisa) dibalas.
Bagaimana dengan Joon-seong? Meski sang ayah (dan keluarga) telah memintanya untuk melupakan dan menghancurkan karir Eun-seok, pemuda itu malah memproduseri sebuah film baru sambil meminta supaya gadis itu menjadi bintang utama. Langkah tersulit adalah membujuk Eun-seok, yang sibuk merawat Min-joo dengan sepenuh hati.
Episode 20 :
Meski kondisinya mulai membaik, sikap Min-joo terhadap Eun-seok berubah. Rupanya, pria yang sudah mulai belajar berjalan itu sadar kalau dirinya jadi penghambat, dan berulang kali bersikap kasar sambil menyuruh gadis itu pergi.
Eun-seok sendiri kebingungan oleh perubahan sikap Min-joo, bahkan berulang kali ia terluka akibat pecahan kaca. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Bok-gu sempat berniat untuk mengunjungi sang kakak. Namun, niat tersebut diurungkan dan ia hanya terpaku di pintu depan.
Ia tidak tahu bahwa didalam, Eun-seok terluka (lagi) oleh benda-benda yang dilemparkan oleh Min-joo. Beruntung, kebetulan Joon-seong melintas. Marah karena menganggap Bok-gu sengaja menyiksa diri, ia mendatangi sang mantan pengawal dan memukulnya.
Begitu tahu kondisi Eun-seok, Bok-gu langsung memacu motornya dan setelah bertemu Min-joo, melihat dengan mata kepala sendiri kondisi wanita yang dicintainya itu yang sangat mengenaskan. Saat berjalan pulang, terbukti betapa besar cinta pria itu ketika dirinya memeluk Eun-seok yang nyaris ditabrak mobil.
Di rumah, Min-joo yang kondisi mentalnya semakin tidak stabil tidak kuasa menahan air mata. Dengan suara yang begitu sedih, ia meminta Bok-gu untuk tidak lagi meninggalkannya. Kondisi itu sudah tentu sangat berat bagi Da-jeong, yang kembali harus menerima kenyataan bahwa Bok-gu tidak mencintainya.
Menepati janjinya, Bok-gu merawat Min-joo dengan baik hingga sang kakak tidak berhenti tersenyum sepanjang hari. Setelah semuanya selesai, pria itu memutuskan pulang karena tahu masih ada Da-jeong yang menantinya di rumah.
Namun saat tiba, ia melihat Da-jeong sedang membersihkan sepatu miliknya sambil bergumam. Perasaan gadis itu kembali dibuat tidak keruan ketika Bok-gu kembali bersikap manis, dan meminta untuk menemaninya tidur bersama seperti yang dilakukan Eun-seok terhadap Min-joo.
Episode 21 :
Ketika mengunjungi Min-joo, Bok-gu dikejutkan oleh kepanikan Eun-seok melihat sang kakak tidak membuka matanya. Gadis itu langsung pingsan saat dokter menyebut nyawa pria itu tidak bisa lagi diselamatkan dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan.
Saat bangun, Eun-seok keheranan saat tahu dirinya telah berada di rumah, dan perasaannya makin kacau saat ketika sang ibu melarangnya kembali ke rumah sakit. Namun, tekadnya sudah bulat meski belakangan Joon-seong juga hadir untuk membujuknya.
Bok-gu terus menunggui Min-joo sepanjang hari, sampai-sampai ia tertidur di rumah sakit. Ia langsung terbangun saat merasakan tangan sang kakak membelainya. Sebelum pergi untuk selamanya, Min-joo sempat membisikkan sesuatu di telinga adiknya.
Berlari seperti orang kesetanan, Eun-seok terlambat dan mendapati Min-joo telah terbujur kaku saat sampai di rumah sakit. Kembali pingsan untuk kesekian kalinya, setelah sadar gadis itu cuma bisa menyesali apa yang terjadi saat menatap foto pria yang pernah begitu dicintainya itu.
Yang paling terpukul adalah Bok-gu, yang merasa dirinya dikhianati sang kakak. Kembali ke sifat lamanya yang begitu gampang marah, ia kembali teringat akan ucapan terakhir Min-joo, yang meminta supaya Bok-gu tidak lagi membuat Eun-seok menangis karena gadis itu sangat mencintainya.
Gara-gara melampiaskan amarahnya dengan memukul seseorang, Bok-gu dibawa ke kantor polisi dan nyaris saja ditahan. Beruntung, Da-jeong muncul untuk menebusnya. Sadar kalau hal tersebut dilakukan karena merasa bersalah atas kematian Min-joo, gadis itu meminta Bok-gu untuk berhenti merasa bersalah.
Cara yang digunakan Eun-seok lain lagi, ia menutupi kesedihannya dengan berpura-pura gembira dan menerima ajakan Joon-seong. Namun belakangan gadis itu sadar apa yang seharusnya dilakukan, dan menyusul Bok-gu yang berada di puncak sebuah gedung.
Episode 22 :
Tidak perduli dengan sikap dingin Bok-gu, Eun-seok terus membuntutinya sambil memohon diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama meski hanya untuk sekedar minum teh. Diam-diam setelah berpisah, Bok-gu memukuli dua orang yang sempat menghina Eun-seok.
Kembali berurusan dengan polisi, Da-jeong yang melihat kondisi mengenaskan Bok-gu tidak tahan lagi dan langsung melampiaskan kemarahannya. Siapa sangka, pria itu belakangan malah meminta supaya gadis itu tidak memperdulikannya lagi karena telah berulang kali berkhianat. Kemudian, Bok-gu menggendong Da-jeong, yang terduduk lemas karena sudah beberapa hari tidak makan, pulang.
Setelah berpisah, Eun-seok tidak berhenti memikirkan keadaan Bok-gu dan memutuskan untuk mengunjungi pria itu. Sempat berubah pikiran di saat terakhir, dari salah seorang rekan ia diberitahu tentang kondisi Bok-gu yang mengenaskan, dan akhirnya melihat dengan mata kepala sendiri.
Kejadian tersebut membuat Eun-seok sadar bahwa masih ada orang lain yang lebih terluka darinya akibat kematian Min-joo, dan Bok-gu telah berbohong saat mengatakan dirinya baik-baik saja. Ia hanya bisa menahan tangis saat memperhatikan pria itu yang tergolek di ruangan karaoke.
Hal itu dilihat Da-jeong yang semula berniat untuk membawa Bok-gu pulang, dan air mata gadis itu kembali jatuh. Memutuskan untuk bicara dengan Eun-seok, ia memberitahu bagaimana kondisi terakhir pria terakhir yang sama-sama mereka cintai, memohon supaya sang 'rival' mau menolong Bok-gu dan berjanji akan menghilang setelah itu.
Keruan saja, Eun-seok merasa bersalah dan merasa dirinya sebagai penyebab keretakan hubungan Bok-gu dan Da-jeong. Dengan gontai ia melangkah kembali ke mobil, dan hatinya sempat berhenti berdetak saat ponselnya berbunyi. Di ujung sana, Bok-gu berpesan supaya Eun-seok tidak lagi menangis dan menjaga kesehatannya.
Namun, apapun yang diucapkan tidak mampu menghilangkan perasaan sakit yang dirasakan Bok-gu akibat ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Begitu juga dengan Eun-seok, yang perubahan sikapnya membuat pihak keluarga begitu kuatir.
Sumber : www.indosiar.com
Episode 2 :
Demi menjernihkan masalah, Joon-seong yang sempat dimarahi ayahnya meminta sekertarisnya untuk mengatur pertemuan dengan Eun-seok. Siapa sangka, keduanya malah saling curiga kalau masing-masing pihak sengaja mengatur skandal tersebut demi popularitas.
Ketika sedang berjalan kembali ke kediamannya, Bok-gu telah dinanti oleh seorang gadis yang menyukainya, yang memberitahu kalau ia akan segera menikah. Akhirnya ketahuan kenapa pria itu kerap menolak cinta wanita : ia merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Da-jeong, yang menyebabkan sebagian kulit gadis itu terbakar. Mendengar obrolan mereka, Da-jeong langsung terduduk lemas.
Bok-gu sendiri tidak ambil pusing dengan kejadian tersebut karena ada hal yang lebih penting : ia berhasil menemukan kakaknya Min-joo yang telah lama hilang. Begitu masuk ke apartemen sang kakak, pria itu melihat sejumlah foto Eun-seok dan dirinya, kemudian memutuskan untuk tidak menemui Min-joo dan hanya meninggalkan sbuah pesan.
Kejadian itu membuat emosi Bok-gu cepat naik, sampai-sampai ia nyaris saja menghajar seorang pria setengah baya yang dianggapnya berusaha merayu Da-jeong. Namun, sebuah suara yang tidak asing membuatnya mengurungkan niat tersebut : Min-joo.
Sambil duduk di atas loteng, Bok-gu mengenang saat-saat terakhirnya ketika bertikai hingga akhirnya berpisah dengan Min-joo. Bok-gu tidak sadar bahwa ketika sedang mengobrol, perhatian kakaknya teralih pada berita di sebuah papan besar yang menceritakan tentang skandal antara Eun-seok dan Joon-seong.
Bok-gu baru sadar ada sesuatu yang salah ketika Min-joo seperti lupa dengan sekelilingnya dan menyodorkan tangannya seolah hendak membelai wajah Eun-seok yang terpampang di papan besar, namun terlambat. Tubuh sang kakak yang terpeleset meluncur deras ke bawah.
Belum habis kemarahan sang ayah, Joon-seong kembali berulah dengan mengaku pada media kalau dirinya sudah bertunangan dengan Eun-seok. Keruan saja ketika sedang bertandang ke rumah sang ayah, ia disantroni oleh gadis itu dalam keadaan marah besar.
Episode 3:
Belum habis kemarahan sang ayah, Joon-seong kembali berulah dengan mengaku pada media kalau dirinya sudah bertunangan dengan Eun-seok. Keruan saja ketika sedang bertandang ke rumah sang ayah, ia disantroni oleh gadis itu dalam keadaan marah besar.
Rupanya, Joon-seong punya alasan sendiri yaitu demi merebut simpati masyarakat karena meski terkenal, Eun-seok memiliki latar belakang keluarga miskin. Gadis itu kaget bukan main ketika tahu pria yang baru dikenalnya itu malah berniat datang ke rumah untuk bertemu keluarganya, dan meminta maaf sambil berharap Joon-seong tidak bertindak gegabah.
Dalam keadaan kalut, Bok-gu merenung di kediaman Min-joo sebelum melampiaskan kekecewaannya atas tindakan nekat sang kakak dengan merusak sekelilingnya. Da-jeong sendiri belakangan berusaha menyusul untuk menghibur, namun yang ditemukannya adalah ruangan yang berada dalam keadaan berantakan.
Dari foto-foto yang didapat disana, baru ketahuan kalau Min-joo dan Eun-seok ternyata adalah sepasang kekasih. Ucapan tersebut terdengar oleh Bok-gu yang ternyata masih ada di ruangan tersebut, dan tanpa sadar pria itu meneteskan air mata.
Kehadiran Joon-seong membuat kedua orangtua Eun-seok langsung berharap pemuda itu bisa menjadi kekasih putri mereka, hal yang tentu saja mengecewakan gadis itu karena keluarganya tahu ia masih mencintai Min-joo. Yang membuatnya lebih sedih, kedua saudara kandungnya bahkan berpura-pura tidak mengenal Min-joo yang telah membantu mereka.
Di rumah sakit, Bok-gu terpukul saat mendengar Min-joo mengalami kerusakan otak sehingga nyaris tidak mungkin untuk bisa normal lagi. Sambil menunjukkan foto sang kakak bersama Eun-seok, pemuda itu menegaskan niatnya membalas dendam. Saat pulang dari rumah sakit dengan motor, Bok-gu nyaris saja menabrak Eun-seok yang hendak menyeberang jalan.
Episode 4 :
Meski disebut tidak ada harapan untuk bisa kembali normal, Min-joo langsung bereaksi ketika fotonya bersama Eun-seok diperlihatkan. Melihat kejadian tersebut, Bok-gu yang kesal melemparkan foto tersebut ke kepala kakaknya.
Berusaha mencari gara-gara, Bok-gu mendatangi rumah Eun-seok dengan menyamar sebagai Min-joo tepat pada saat orang tua gadis itu sedang diwawancara wartawan. Keruan saja sang ibu kelabakan, dan dari pintu gerbang berusaha menyogok pria yang dikira sebagai kekasih putrinya tersebut.
Dengan hati panas, Bok-gu melampiaskan kemarahannya dengan berlatih. Namun kesempatan akhirnya datang juga, pria itu mendapat tawaran untuk menjadi mitra tanding seorang pengawal Eun-seok. Akibat terjadi sebuah insiden, dimana Bok-gu memukuli orang yang semula diplot menjadi pengawal gadis incarannya itu habis-habisan, ia akhirnya mendapatkan pekerjaan itu.
Demi tugas barunya, Bok-gu ditempa habis-habisan mulai dari bela diri hingga pelajaran menembak. Tidak hanya itu, ia juga mengubah penampilan dengan mencukur habis jenggot dan kumisnya. Kepada sang kakak, ia berjanji akan melakukan 'yang terbaik' pada Eun-seok.
Pertemuan pertama dengan Eun-seok berlangsung relatif tidak mulus, Bok-gu muncul didalam bioskop saat Eun-seok sedang menonton film dan meminta gadis itu mengikutinya dengan alasan harus segera pergi ke sebuah salon untuk persiapan sebuah acara dengan Joon-seong. Keruan saja, gadis yang telah berusaha menutupi identitasnya itu jengkel setengah mati.
Sempat terlibat kebut-kebutan dengan Bok-gu, Eun-seok akhirnya malah terlibat kecelakaan kecil. Pria itu sadar kalau kejadian tersebut bakal membuatnya dipecat, namun Joon-seong malah menahannya sambil meminta supaya lain kali Bok-gu lebih berhati-hati. Sementara itu, Da-jeong berusaha memeras keluarga Eun-seok dengan menunjukkan foto gadis itu saat bersama Min-Joo.
Episode 5 :
Begitu sampai dirumah, Eun-seok terkejut mendengar berita dari keluarganya yang menyebut kalau Min-joo yang dicintainya berusaha memeras lewat foto-foto mereka saat masih sebagai kekasih. Keruan saja, perasaannya hancur-lebur apalagi begitu melihat bukti-bukti didepannya.
Tidak ingin nasib putrinya dipermainkan, Park Ja-kyeong berusaha menelepon pihak kepolisian supaya menangkap Min-joo. Namun, hal tersebut dicegah oleh Eun-seok, yang memutuskan untuk menemui si pemeras. Mereka sudah tentu tidak tahu bahwa dalang semua itu adalah Da-jeong, yang menganggap justru Eun-seok lah yang tidak tahu diri karena meninggalkan Min-joo saat sudah tenar.
Sambil berjalan dengan lantai gontai, Eun-seok menuju tempat pertemuannya dengan para pemeras diikuti oleh Bok-gu dari belakang. Didalam restoran, gadis itu bertemu dengan Da-jeong dan Park Mi-sook yang menyamar sebagai adik Min-joo.
Berlawanan dengan rencana semula, Mi-sook malah kelepasan bicara soal Eun-seok yang diduga meninggalkan Min-joo karena uang sehingga hati gadis itu makin sakit. Kesalahpahaman akhirnya semakin parah, Eun-seok menawarkan uang dalam jumlah besar untuk setiap fotonya bersama Min-joo.
Ketika melangkah keluar, Da-jeong dan Mi-sook tidak melihat Bok-gu yang tertidur dimobil. Begitu membuka mata, ia melihat Eun-seok melangkah keluar dari restoran sebelum kemudian terduduk di tengah jalan. Demi melampiaskan kemarahannya, gadis itu malah menantang Bok-gu berkelahi, yang sudah tentu tidak diperdulikan.
Berharap apa yang dilakukannya bisa membuat Bok-gu memukul balik, Eun-seok harus kecewa karena sepanjang perjalanan meski terus memukuli pria itu, Bok-gu tidak juga membalas. Namun, sebuah telepon dari pihak rumah sakit membuat Eun-seok untuk pertama kalinya melihat hawa emosi di mata Bok-gu.
Episode 6 :
Begitu muncul lagi, tanpa basa-basi Bok-gu menariknya dengan kasar untuk menemui Min-joo yang terbaring lemah. Namun, ia akhirnya mengurungkan niatnya. Keruan saja, Eun-seok yang tidak sempat melihat Min-joo mengira itu dilakukan karena pria tersebut menyimpan dendam karena perbuatannya.
Keesokan harinya sambil mengawal Eun-seok syuting, Bok-gu terus berbicara di telepon dengan harapan Min-joo bisa mendengarnya. Siapa sangka dengan lokasi yang terletak di pinggir pelabuhan tersebut, Eun-seok malah teringat dengan masa lalunya dan mulai mengalami cegukan hebat.
Akibatnya, syuting terpaksa ditunda karena kondisi Eun-seok. Namun, di tengah malam mendadak gadis itu menyelinap keluar dan berjalan ke pinggir pantai. Bok-gu yang sempat melihat keruan saja terus mengikuti dan mulai menduga-duga apa yang dirasakan gadis itu.
Terlarut dalam lamunannya tentang sang ibu kandung yang meninggal secara tragis, Eun-seok terkejut begitu melihat Bok-gu sudah berada dibelakangnya. Yang lebih mengagetkan lagi, sang pengawal mendadak menarik dan mencium bibirnya. Beruntung, adegan itu tidak dilihat oleh Joon-seong dan Seong-jin yang muncul belakangan.
Sang manajer langsung senang saat cegukan Eun-seok terhenti, ia mengira kehadiran Joon-seong lah yang menyebabkannya. Akibat insiden di pinggir pantai itu, pikiran Eun-seok mulai tertuju pada Bok-gu dan mulai gugup ketika sikapnya menarik perhatian Seong-jin.
Setela kejadian tersebut, Bok-gu sendiri sempat absen mengawal Eun-seok. Penyebabnya : Da-jeong mendadak uring-uringan dan memutuskan untuk pergi meninggalkan pria itu. Beruntung, Bok-gu punya cara tersendiri untuk mengubah keputusan yang diambil Da-jeong.
Episode 7 :
Joon-seong sendiri bertekad membuktikan kalau dirinya tidak kalah dengan Min-joo di depan Eun-seok, sampai-sampai melakukan hal yang cukup nekat. Tidak pernah menenggak minuman keras sepanjang hidupnya, pria itu meminum arak sampai Eun-seok terheran-heran.
Ternyata tidak hanya Joon-seong, Bok-gu juga mulai merasakan hal berbeda dengan Eun-seok. Ketika sedang bertamasya dengan Da-jeong dan nyaris berciuman, pikirannya malah melayang ke saat dimana ia mencium Eun-seok.
Setelah meminta sahabatnya menemani Da-jeong pulang, Bok-gu akhirnya bertemu Eun-seok karena dirinya diminta untuk menjemput gadis itu yang terkapar mabuk bersama Joon-seong. Atas perintah majikannya tersebut, ia mengarahkan mobil ke sebuah hotel berbintang.
Tidak tahan karena dirinya tidak dianggap, Joon-seong berniat untuk tidur dengan Eun-seok. Namun disaat-saat genting, Bok-gu muncul didepan pintu dan memohon supaya gadis itu dikembalikan padanya. Keruan saja, Joon-seong marah besar. Namun, sang pengawal bergeming meski mendapat beberapa pukulan telak.
Kengototan Bok-gu membuat Joon-seong akhirnya menyerah, ia membiarkan Eun-seok kembali diantar pulang. Keesokan harinya saat berpapasan di pinggir pantai, pria kaya-raya itu meminta maaf sekaligus berterima kasih pada Bok-gu karena telah mencegahnya melakukan kesalahan besar.
Sudah tentu, Eun-seok tidak tahu apa yang terjadi di malam ketika ia mabuk. Namun, sebuah film klasik membuatnya memutuskan untuk menemui Bok-gu yang sedang berlatih di sebuah sasana tinju untuk menjernihkan kejadian di pinggir pantai.
Namun, Eun-seok harus kecewa karena Bok-gu sepertinya tidak memperdulikannya. Terus mengikuti pria itu dari belakang, Eun-seok cuma bisa tersenyum ketika sang pengawal pribadi membantu seorang wanita yang dipukuli kekasihnya, namun balasan yang didapat ternyata jauh dari setimpal.
Episode 8 :
Entah apa yang terjadi pada Bok-gu, kemanapun ia memandang bayangan Min-joo dan Eun-seok seolah tidak pernah lepas dari bayangannya. Meski ragu-ragu, pria itu menggunakan ponsel sang kakak untuk menghubungi Eun-seok, dan kembali salah-paham terjadi.
Berdasarkan buku harian peninggalan Min-joo, Bok-gu akhirnya mulai tahu apa yang terjadi antara Min-joo dan Eun-seok, namun ia tidak tahu kalau biang keladi dari semua itu adalah ibu tiri Eun-seok. Demi melampiaskan kesedihan dan kemarahannya, Eun-seok menggunakan waktu luangnya dengan menembaki boneka di taman ria.
Ketika sedang menjalani sesi pemotretan, pandangan Bok-gu membuat Eun-seok gugup sehingga ia nyaris terjatuh dari atas gedung. Beruntung, sang pengawal menyelamatkannya di saat-saat akhir. Konflik batin langsung dirasakan pria itu, yang sempat berniat melepaskan pegangannya sehingga Eun-seok jatuh dan tewas.
Niat tersebut memang akhirnya diurungkan, sebagai gantinya ia langsung berlari ke rumah sakit karena mendengar pembicaraan soal kondisi Min-joo. Apa yang ditakutkan Bok-gu nyaris menjadi kenyataan, untungnya nyawa sang kakak masih sempat tertolong meski kejadian itu sempat membuat pria tersebut meneteskan air mata.
Di rumahnya, Eun-seok yang tidak tahu apa yang telah terjadi terus membayangkan sosok Bok-gu lewat boneka yang dimenanginya lewat permainan ketangkasan. Oleh rekannya, Bok-gu sendiri diperingati bahwa aksinya bersama Eun-seok bakal membuat Da-jeong marah, namun ia tetap acuh.
Bukan hanya Bok-gu, Da-jeong juga ternyata mengalami masalah lain yang menyangkut keluarganya. Hal ini tentu saja berbeda 180 derajat dari ibu tiri Eun-seok, yang merasa hidupnya berada di puncak tanpa tahu dua sahabatnya sedang berusaha mempengaruhinya demi kepentingan mereka.
Hatinya semakin berbunga-bunga ketika tahu Joon-seong datang untuk menemui putrinya. Dengan wajah ramah, wanita setengah baya itu menyuruh pria itu langsung masuk ke kamar Eun-seok. Sambil tersenyum, Joon-seong memandangi Eun-seok yang masih tidur sambil memeluk boneka yang baru didapatnya.
Episode 9 :
Melihat Da-jeong diperlakukan semena-mena, emosi Bok-gu meledak dan nyaris saja membuat kekacauan. Beruntung setelah belakangan mereda, ia berhasil 'membujuk' adik tiri gadis itu supaya memperbolehkan sang kakak memberi penghormatan terakhir.
Dirumahnya saat bangun, Eun-seok berbicara sambil marah-marah sendiri karena memimpikan Bok-gu (yang dibayangkan sebagai boneka yang dipeluknya) saat tertidur. Begitu turun ke bawah, gadis itu hanya bisa menahan rasa muak melihat kedua orang tuanya berusaha menjilat Joon-seong dan terus memuji-muji kecerdasan pemuda itu yang berusaha mengambil hati keluarganya.
Ketika pergi keluar, Joon-seong menolak tawaran minum dari Eun-seok dan dengan polos menceritakan hal apa yang nyaris dilakukannya ketika terakhir mabuk. Keruan saja, Eun-seok kaget campur ketar-ketir karena merasa sang 'tunangan' mulai mengetahui perasaannya terhadap Bok-gu.
Cerita tersebut nyatanya malah membuat simpatinya terhadap sang pengawal semakin bertambah, ia kemudian memutuskan untuk menelepon Bok-gu. Rupanya, gadis itu mengingat kalau Bok-gu telah menyanyikannya sebuah lagu yang biasa dilantunkan Min-joo. Tentu saja, pria itu menyangkal.
Saat kembali ke rumahnya, Da-jeong telah dinanti dua orang preman yang ternyata mencari Bok-gu. Namun begitu menerima telepon, kedua orang tersebut langsung pergi. Kejadian itu langsung membuat gadis itu berpikir kalau Bok-gu telah bergabung dengan kelompok gangster demi melunasi biaya rumah sakit sang kakak.
Dugaan tersebut ternyata tidak meleset, bahkan usaha Eun-seok, yang ternyata sempat mendengar pembicaraan Bok-gu dengan seorang rekannya, untuk berusaha menjauhkan pemuda itu dari kesulitan tidak berhasil. Kali ini, pemuda itu bukan tandingan lawan-lawannya. Mendadak, Eun-seok muncul dan supaya gadis itu tidak terluka, Bok-gu melindungi dengan tubuhnya.
Episode 10 :
Sebelum masuk ruang operasi, Eun-seok memberikan kalung miliknya yang dipercaya sebagai jimat keberuntungan pada Bok-gu. Ironisnya, kalung tersebut sebelumnya diberikan pada gadis itu oleh Min-joo. Begitu Bok-gu masuk, Eun-seok langsung jatuh pingsan.
Nyaris secara bersamaan, Da-jeong dan Joon-seong tiba di rumah sakit untuk menjenguk dua orang berbeda tanpa tahu kalau keduanya saling berhubungan. Begitu sadar, yang pertama diingat oleh Eun-seok adalah Bok-gu dan ia langsung bergegas menuju tempat dimana pemuda itu dirawat.
Bok-gu sendiri tidak kalah kagetnya saat mendapati kalung milik Min-joo melingkar ditangannya. Dengan gontai ia melangkah keluar dari rumah sakit, dan tekadnya untuk membalas dendam atas perlakuan yang diduganya dilakukan Eun-seok terhadap sang kakak siap dimulai.
Rasa penasaran Eun-seok terhadap sosok Bok-gu yang misterius membuatnya nekat mendatangi rumah pria itu namun saat melangkah menuruni tangga, hak sepatunya patah. Teringat akan isi buku harian sang kakak akan kejadian yang nyaris sama, Bok-gu menawari bakmi pada sang tamu, yang sudah tentu disambut Eun-seok dengan wajah takjub campur heran.
Misi Bok-gu nyaris saja berantakan ketika Eun-seok bisa menebak bahwa kakak pria itu ada dirumah sakit saat ia ditarik paksa beberapa waktu lalu, namun Bok-gu bisa berkelit bahkan secara tersirat ia menceritakan apa yang terjadi pada Min-joo. Tentu saja, Eun-seok tidak tahu kalau pria yang dicintainya dan kakak Bok-gu adalah orang yang sama.
Berbagai perbuatan Bok-gu yang begitu mirip dengan Min-joo keruan saja membuat hati Eun-seok berdebar keras, bahkan pemuda itu nyaris saja menciumnya lagi sebelum mengurungkan niat dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Hari itu adalah hari persiapan pertunangan antara Eun-seok dan Joon-seong.
Tanpa disadari keduanya, kedekatan mereka telah tercium oleh Joon-seong. Pria itu diam-diam mengamati Eun-seok dan Bok-gu dari dalam mobilnya dengan pandangan penuh cemburu, namun ia tidak melihat bagaimana wajah sang pengawal yang kembali berubah ketika dirinya telah membelakangi Eun-seok.
Episode 11 :
Ketika sedang mengawal Eun-seok menjajal gaun pertunangan, tanpa sengaja Da-jeong melihat Bok-gu disisi gadis itu. Bisa dibayangkan bagaimana terkejutnya Da-jeong, ia langsung memandang pria itu dengan sinis sebelum melangkah pergi.
Joon-seong juga tidak kalah gusar melihat kedekatan Eun-seok dan Bok-gu, ia langsung memutuskan untuk mempercepat pertunangan dan mengancam bakal melakukan segala cara bila gadis itu berusaha menghindar. Di tempat lain, Bok-gu berusaha membujuk Da-jeong yang mengira pemuda itu telah melupakan dendamnya pada Eun-seok.
Memutuskan untuk tidak membongkar rencananya, Bok-gu melangkah pergi sebelum gerakannya terhenti akibat bunyi telepon genggamnya. Tahu bahwa yang menelepon adalah Eun-seok, pria itu sengaja tidak bicara melainkan bersiul melantunkan lagu pengantar tidur sang majikan. Sambil tersenyum, Eun-seok akhirnya ternyenyak.
Keesokan harinya saat syuting, mendadak Joon-seong muncul bersama sang ayah untuk menunggui Eun-seok. Kembali terjadi sesuatu, sebuah motor yang dikemudikan seorang tidak dikenal menerobos masuk ke lokasi dan nyaris saja menabrak gadis itu. Lagi-lagi, kesigapan Bok-gu membuatnya mampu menyelamatkan sang majikan.
Da-jeong yang lagi-lagi melihat kejadian itu langsung melangkah pergi dengan gontai, tatapan Bok-gu membuatnya sadar kalau pria itu telah jatuh cinta dengan Eun-seok. Bahkan ketika malamnya pria itu muncul dihadapannya, kemarahannya tidak juga mereda dan malah semakin berpikir yang tidak-tidak.
Tidak mau kalah lagi, Joon-seong bertindak cepat. Pertama yang dilakukannya adalah mengakui perasaan yang sesungguhnya terhadap Eun-seok, yang sayangnya mendapat penolakan. Kedua, ia berusaha menyingkirkan Bok-gu dengan alasan siap membiayai operasi Da-jeong.
Namun, sikap tersebut malah membuat Bok-gu semakin bernafsu untuk merebut Eun-seok. Lewat pesan singkat, ia meminta gadis itu untuk datang ke sasana tempatnya berlatih. Sambil menatap mata sang majikan, Bok-gu meminta ijin supaya boleh menyukai Eun-seok sebelum kemudian mencium keningnya.
Episode 12 :
Sambil menangis, ibu tiri Eun-seok meminta putrinya untuk memohon ampun pada Joon-seong dan meneruskan rencana pernikahannya. Keruan saja hati gadis itu makin tidak keruan, ia menemui Bok-gu di puncak sebuah gedung dan memeluknya dari belakang.
Mendengar suara Eun-seok yang seolah menyimpan beban berat, hati Bok-gu mulai goyah. Untuk menenangkan sang majikan, ia membawa gadis itu ke seuah tempa dimana banyak pepohonan dan tumbuhan. Namun di saat perasaan cintanya mulai berkobar, Bok-gu kembali teringat akan dendamnya.
Keduanya menghabiskan waktu bersama hingga hari gelap dan turun hujan, dan lagi-lagi Bok-gu melakukan hal yang pernah dilakukan Min-joo terhadap Eun-seok : melipat bagian bawah celana panjang gadis itu supaya tidak basah. Hatinya terasa sakit melihat wajah Eun-seok yang tidak keruan, ia mulai merasa mempermainkan perasaan wanita yang tidak bersalah.
Akibat kejadian yang berlangsung selama seharian tersebut, niat Eun-seok untuk menggelar konferensi pers membatalkan pertunangannya buyar karena sudah keduluan Joon-seong. Rupanya, sang ayah datang ke rumah direktur muda itu dan memohon supaya istrinya diampuni. Kali ini, posisi Eun-seok benar-benar terjepit.
Di rumah sakit sambil memijat Min-joo, Bok-gu teringat akan ucapan Eun-seok saat keduanya bersama dan mulai ragu akan hal yang dilakukannya. Sementara itu di tempat lain, Eun-seok akhirnya memutuskan untuk meneruskan rencana pertunangannya dengan Joon-seong karena ibu tirinya mengancam bakal pergi meninggalkan sang ayah.
Joon-seong langsung tersenyum penuh kemenangan melihat Eun-seok muncul dihadapannya untuk memohon, ia tahu kalau gadis itu siap melakukan apapun yang diinginkannya. Dengan sengaja, ia menelepon Bok-gu untuk melihat Eun-seok mencoba gaun pertunangan sekaligus memberi pesan tersirat bahwa pemuda itu sudah kalah.
Tanpa berkata apa-apa, Bok-gu kembali bertindak sebagai seorang pengawal sehingga Eun-seok yang duduk di bangku belakang merasa sedih. Tetesan air mata gadis itu akhirnya membuat Bok-gu tidak tahan lagi, ia mencium Eun-seok sambil merekam adegan tersebut. Rupanya, dendam yang dirasakan mampu mengalahkan rasa cinta yang dimilikinya.
Episode 13 :
Ketika air mata Eun-seok tak henti berderai, Bok-gu menyatakan tidak akan melepas gadis itu sampai jantungnya berhenti berdetak. Begitu pria itu pergi, mendadak Eun-seok teringat akan sesuatu, sesuatu yang pernah dikatakan Min-joo.
Setelah kejadian itu, Bok-gu nyaris saja ditabrak oleh sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan ia tahu siapa yang ada dibelakang kemudi. Tidak hanya Bok-gu, Eun-seok juga mengalami perubahan dalam hidupnya dan keesokan harinya meminta supaya sang pengawal mencari pekerjaan lain.
Namun sebagai balasan, Bok-gu malah memperlakukannya bagai seorang putri. Ketika sedang syuting, mendadak Joon-seong muncul dan berusaha memprovokasi baik Eun-seok maupun Bok-gu. Namun, ancaman serta ucapannya yang bernada merendahkan malah ditanggapi santai oleh Bok-gu, yang menyebut akan selalu berada disamping Eun-seok.
Sadar kalau usahanya sia-sia, Joon-seong mengalihkan sasarannya pada Da-jeong. Tidak hanya itu, dalam wawancara yang digelar dalam bahasa Inggris, ia menyatakan Eun-seok siap melepas pekerjaannya sebagai aktris setelah menikah. Karena tidak mengerti, gadis itu hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum.
Demi menjauhkan Bok-gu dari dirinya, Eun-seok berpura-pura mengajak Joon-seong beristirahat di kamar hotel dan setelah sampai, mengurung diri di kamar mandi dalam waktu yang cukup lama. Setelah semuanya selesai, mereka pergi makan malam sambil mengajak Bok-gu. Pria itu tidak sadar bahwa sang rival juga mengundang Da-jeong.
Terburu-buru dan ingin tampil cantik, Da-jeong melangkah menuju kamar kecil dan disana mendengar percakapan antara Bok-gu dan Eun-seok. Keruan saja ia sedih bukan main, dan melangkah keluar restoran dengan gontai. Tidak hanya Da-jeong, Eun-seok juga memutuskan pulang tanpa memberitahu Joon-seong yang menunggu di restoran dengan senyum kemenangan.
Saat berjalan keluar, tanpa sengaja Bok-gu melihat Da-jeong melintas dan sadar bahwa Joon-seong telah menjebak mereka semua. Konfrontasi keduanya tidak bisa dihindari lagi, dan sebelum pergi Bok-gu memaki pria itu dan menyatakan tidak akan membiarkan rivalnya itu menang.
Episode 14 :
Ketika sedang berada di samping Min-joo, Bok-gu mendapat SMS dari Eun-seok yang mengajaknya bertemu di sasana tinju. Disana, gadis itu menceritakan tentang kisah cintanya di masa lalu dan bagaimana ucapan Bok-gu mirip dengan kekasihnya yang terdahulu.
Di pagi hari pertunangannya, pikiran Eun-seok makin kacau setiap mengingat ucapan terakhir Bok-gu, dan memutuskan memandangi pria itu dari kejauhan didalam mobilnya. Siapa sangka, Bok-gu melihat dan malah mengajaknya melarikan diri bersama. Dengan wajah muram, Eun-seok memacu mobilnya pulang, Tak jauh dari sana, Joon-seong menyaksikan semua kejadian itu.
Benar-benar berencana mengacaukan pesta pertunangan Eun-seok, Bok-gu menyempatkan diri menengok keadaan Da-jeong yang jatuh sakit. Saat hendak pergi, tangannya digenggam erat oleh gadis itu. Dengan wajah serius, pria itu mengatakan bahwa semua tindakannya mempunyai alasan, dan berjanji akan kembali ke sisi Da-jeong setelah semuanya selesai.
Belakangan, Bok-gu mencegat mobil yang dinaiki Eun-seok dengan motor kesayangannya dan menghajar supir gadis itu. Keruan saja, kejadian itu membuat keluarga Eun-seok panik, namun keinginan mereka melapor ke polisi dicegah Joon-seong yang berjanji bakal mengurus semuanya.
Sikap Bok-gu yang bisa berubah drastis keruan saja membuat Eun-seok keheranan, di satu waktu gadis itu ditinggalkan sendiri di tepi jalan sementara tak lama kemudian sang pengawal malah muncul lagi seolah tanpa perasaan bersalah. Ia tidak tahu bahwa saat itu terjadi pergumulan hebat dalam diri Bok-gu.
Tahu kalau Bok-gu dan Eun-seok bakal berusaha melarikan diri keluar kota, Joon-seong menghubungi sejumlah informannya yang terpercaya untuk melacak keberadaan mereka. Tidak hanya itu, ia juga berusaha untuk mencegat pasangan itu di dermaga.
Bok-gu sendiri akhirnya ditangkap pihak kepolisian di sebuah rumah, tepat saat ia mengurungkan niatnya untuk bermesraan dengan Eun-seok. Rupanya jauh didalam lubuk hati pria itu, dendam saja tidak cukup untuk membuat Eun-seok merasakan sakitnya ditinggalkan orang yang dicintai.
Episode 15 :
Demi mencegah Eun-seok melakukan tindakan nekat, keluarga gadis itu menguncinya di kamar. Belakangan, Joon-seong masuk dan memberitahu bahwa semua yang dilakukan hanya akan menghancurkan karir yang telah dibangun, namun Eun-seok ternyata tidak perduli.
Ia langsung menuju kantor polisi, dan dihadapan para petugas, mengatakan bahwa apa yang dilakukan Bok-gu sama sekali tidak ada unsur paksaan. Keruan saja ketika berjalan keluar, mereka dikerubungi wartawan tepat pada saat Eun-seok memeluk pria itu.
Eun-seok nampaknya benar-benar dimabuk cinta, ia sama sekali tidak perduli bermesraan dengan Bok-gu meski berada di tempat umum. Di saat yang sama, citra gadis itu yang membatalkan pertunangannya di tengah jalan membuat karir Eun-seok terancam tamat.
Ketika sedang berada didalam mobil, mendadak Bok-gu meminta Eun-seok menceritakan tentang kekasihnya yang terdahulu. Sikap gadis itu langsung berubah, demikian pula sang pengawal yang mendadak menjadi dingin dan mengatakan bahwa ia merasa bosan. Keruan saja, Eun-seok meneteskan air mata dan patah hati melihat Bok-gu melangkah pergi.
Setelah melampiaskan rasa bersalahnya dengan minum-minum, Bok-gu mendatangi kamar Min-joo dan mengobrol dengan sang kakak. Meski awalnya menyatakan niat membalas dendam akhirnya kesampaian, Bok-gu tidak bisa menahan air matanya dan menyesalkan mengapa Min-joo menyukai wanita sebaik Eun-seok.
Eun-sook sendiri memutuskan untuk tidur sejenak didalam mobil sambil berharap apa yang terjadi dengannya hanyalah mimpi. Saat bangun, ia memutuskan untuk menyusul Bok-gu. Berkat informasi yang didapat, ia menyusul pria itu ke rumah sakit sehingga tabir kebenaran mulai terungkap.
Tidak ingin dirinya disakiti lagi, Da-jeong menelepon Joon-seong dan meminta supaya direktur muda itu berusaha dengan segala cara untuk menghalangi percintaan Bok-gu dan Eun-seok. Tidak hanya itu, ia juga mengungkap rahasia Bok-gu yang sebenarnya.
Episode 16 :
Air mata Eun-seok tidak berhenti berderai mendengar pengakuan Bok-gu sebagai adik Min-joo, ia langsung terduduk lemas di lantai. Di belakang mereka, Da-jeong mendengar semua percakapan tersebut dan hanya bisa tertegun.
Tidak tega melihat kondisi Eun-seok yang mengenaskan, Da-jeong keluar dan memperkenalkan dirinya. Tidak hanya meminta maaf karena sebelumnya sempat memeras, ia juga meminta sang artis memaafkan pengawalnya yang telah bertindak di luar batas. Bahkan, niat Eun-seok untuk melihat kondisi Min-joo dilarang oleh Da-jeong yang tidak ingin gadis itu makin sakit hatinya.
Kesal melihat Bok-gu seolah tidak perduli dengan tindakannya, ketika berkaraoke Da-jeong akhirnya melihat kesedihan di mata pria itu. Setelah semuanya tertidur baik karena kelelahan maupun mabuk, adik Min-joo itu mengambil keputusan untuk menyendiri. Di tempat lain, Eun-seok muntah-muntah akibat terlalu banyak memakan mie.
Gembira karena Bok-gu telah kembali ke rumah, Da-jeong memperlakukan pria yang dicintainya itu dengan sangat baik. Selain memasakkan makanan, saat sarapan ia sengaja menyebut berharap bisa mempunyai anak dari Bok-gu, sehingga otomatis pria berhati keras itu sedikit terkejut.
Ketika kembali ke rumah, Eun-seok disambut oleh kemarahan ibu tiri dan dua saudaranya. Namun, kali ini gadis itu tidak tinggal diam dan balas memarahi sang ibu. Rupanya, ia telah tahu apa yang dilakukan wanita itu pada Min-joo, dan menyebut bahwa Bok-gu sengaja mendekatinya untuk membalas perlakuan yang diduga dilakukan Eun-seok pada sang kakak.
Rupanya tidak cuma Eun-seok, belakangan Bok-gu juga tahu kenapa gadis itu menolak membicarakan Min-joo. Hal itu dibuka oleh pengakuan Da-jeong, yang mengaku sempat memeras sang rival dengan ancaman bakal mempublikasikan foto mesranya dengan sang kakak.
Sadar akan kesalahannya, Bok-gu berlari kesana-kemari sambil berusaha menghubungi Eun-seok namun sayang ponsel gadis itu ternyata dimatikan. Dengan panik sambil bercucuran air mata, pria itu akhirnya menyerah dan kembal ke rumah sakit. Siapa sangka, Eun-seok telah lebih dulu sampai disana dan melihat kondisi Min-joo.
Episode 17 :
Di luar rumah sakit, Joon-seong menemui Bok-gu dan meminta maaf karena selama ini salah menduga apa yang terjadi. Menolak untuk menerima Eun-seok kembali, pria berkacamata itu dengan tepat menebak kalau sang pengawal yang disewanya itu benar-benar telah jatuh hati pada sang majikan.
Kembali ke hotel tempatnya menginap sambil berhujan-hujanan, Eun-seok terkejut ketika Bok-gu muncul dan memayunginya. Berusaha tidak memperdulikan pemuda itu, sesampainya dikamar gadis itu langsung jatuh pingsan. Beruntung, Bok-gu tidak meninggalkannya begitu saja dan sambil memeluk erat, meminta maaf pada gadis itu.
Keesokan harinya saat kembali ke rumah sakit, Eun-seok terkejut melihat ranjang yang biasa ditiduri Min-joo ternyata telah ditempati orang lain. Nasibnya benar-benar malang, Bok-gu yang ditemuinya menolak untuk memberitahu keberadaan sang kakak sehingga ia terus menunggu di depan rumah pemuda itu meski cuaca sangat dingin.
Malamnya saat mendengar Eun-seok masih duduk di luar, Bok-gu langsung bangun, menggendong gadis itu, dan meminta Da-jeong untuk mau membiarkannya tidur disana. Keesokan harinya saat bangun, Eun-seok mendapati foto Bok-gu bersama Da-jeong.
Begitu keluar, Eun-seok disambut oleh ucapan Bok-gu yang sengaja memanas-manasi dengan kata-kata menyakitkan. Meski strategi tersebut cukup sukses, namun Da-jeong tidak bisa dibohongi dan tahu bahwa ada sesuatu hal lain yang disembunyikan pemuda itu.
Ucapan Bok-gu yang begitu menyakitkan benar-benar memukul Eun-seok, yang berlaku bagai orang kesurupan dan akhirnya dibawa ke kantor polisi. Sementara itu di tempat perawatan Min-joo, Bok-gu dikagetkan oleh sang kakak yang secara ajaib mulai sadar dan bisa mengenali lingkungan sekitarnya.
Berita tersebut langsung jadi santapan media massa, beruntung keluarga Eun-seok muncul dan langsung menebusnya keluar. Saat menuju mobil, mendadak Joon-seong muncul. Ketika berbicara berdua, pria itu kembali meminta Eun-seok untuk mau kembali kesisinya.
Episode 18 :
Setahun telah berlalu. Setelah karirnya nyaris berantakan, Eun-seok mendadak kembali populer setelah film yang dibintanginya kembali diedarkan. Ketika ditanya wartawan, Joon-seong sebagai pihak investor mengaku hal itu dilakukannya murni dengan pertimbangan bisnis.
Dalam perjalanan, mobil Eun-seok mogok dan berhasil dibawa ke sebuah bengkel. Siapa sangka, disana ia kembali dipertemukan dengan Bok-gu yang bekerja sebagai seorang montir. Dari pria yang sempat meninggalkan Seoul selama setahun itu, kabar mengejutkan diterimanya yang membuat lemas : Min-joo telah meninggal.
Kembali harus diselamatkan karena nyaris ditabrak mobil, Eun-seok diantarkan Bok-gu dengan mobil. Dalam perjalanan, sang mantan pengawal memintanya untuk bisa melupakan Min-joo sambil mengatakan abu sang kakak telah ditebarkan ke laut. Keruan saja, hati Eun-seok makin sakit karena ia tidak bisa mengunjungi makam pria yang pernah begitu dicintainya itu.
Pertemuan tersebut membuat perasaan masing-masing kembali tidak keruan. Bok-gu yang masih berhubungan dengan Da-jeong akhirnya memutuskan untuk meminta gadis itu mau tinggal bersamanya, sementara Joon-seong berusaha menghibur Eun-seok di sebuah bar dengan bermain saksofon.
Saat kembali ke bengkel, Eun-seok yang ngotot ingin mengambil kembali mobilnya dicegah oleh Bok-gu, yang mengemudi kemudian meminta gadis itu menunggu selama tiga jam. Sebelum berpisah, ia berpesan supaya Eun-seok tidak lagi bersedih atau minum-minum.
Dari ucapan tersebut, Eun-seok akhirnya tahu kalau apa yang dilakukan Bok-gu tidak sepenuhnya berdasarkan dendam, pemuda itu juga menyimpan perasaan yang sama dengannya. Namun nasib masih belum mau memisahkan mereka, gadis itu menemukan ponsel Bok-gu dan didalamnya, ia melihat foto si empunya bersama Min-joo yang semula disangka telah mati.
Episode 19 :
Tidak ingin Eun-seok menghabiskan waktunya dengan Min-joo yang telah cacat dan menelantarkan karirnya, Bok-gu menarik Eun-seok yang sedang memeluk sang kakak dan meminta gadis itu pergi. Bahkan, dengan setengah mengancam ia menyebut siap membawa Min-joo menghilang lagi.
Namun, sikap Bok-gu malah membuat keinginan Eun-seok untuk mengurus Min-joo tambah menggebu. Sang mantan pengawal hanya bisa terpaku tidak berdaya saat sang kakak dibawa dengan mobil gadis itu, yang berjanji akan merawat Min-joo dengan baik.
Berpisah dengan adik yang telah merawatnya bertahun-tahun ternyata membuat Min-joo sedih juga, karena itu ia sangat bahagia ketika Bok-gu muncul saat ultahnya tiba. Pertemuan kedua saudara kandung itu berlangsung mengharukan di kediaman Eun-seok, sehingga tanpa terasa air mata Min-joo menetes.
Perubahan sikap Bok-gu saat berada di dekat Eun-seok sendiri bukannya tidak disadari oleh Da-jeong, gadis itu langsung merebut minuman keras yang ditenggak sang kekasih dan berusaha menghabiskannya. Bahkan, ucapan pria itu yang mengaku merasa gembira karena Da-jeong ada disisinya tidak membuatnya tenang.
Setelah semuanya tertidur karena mabuk, Bok-gu keluar dari rumah dan pergi ke sebuah pasar swalayan. Disana, ia bertemu dengan Eun-seok lagi. Sebuah kejadian membuat gadis itu sadar kalau Bok-gu masih begitu memperhatikannya, dan meminta pemuda itu untuk tidak datang lagi ketempatnya. Rupanya, Eun-seok tidak tahan untuk kembali melihat pria yang masih dicintainya itu.
Begitu Bok-gu, sambil membawa Da-jeong yang tertidur pulang, Eun-seok tidak dapat menahan air matanya. Di tempat lain, baik Bok-gu maupun Da-jeong juga mengalami hal yang sama, masing-masing merasakan perihnya rasa sakit hati akibat cinta yang tidak (dan tidak bisa) dibalas.
Bagaimana dengan Joon-seong? Meski sang ayah (dan keluarga) telah memintanya untuk melupakan dan menghancurkan karir Eun-seok, pemuda itu malah memproduseri sebuah film baru sambil meminta supaya gadis itu menjadi bintang utama. Langkah tersulit adalah membujuk Eun-seok, yang sibuk merawat Min-joo dengan sepenuh hati.
Episode 20 :
Meski kondisinya mulai membaik, sikap Min-joo terhadap Eun-seok berubah. Rupanya, pria yang sudah mulai belajar berjalan itu sadar kalau dirinya jadi penghambat, dan berulang kali bersikap kasar sambil menyuruh gadis itu pergi.
Eun-seok sendiri kebingungan oleh perubahan sikap Min-joo, bahkan berulang kali ia terluka akibat pecahan kaca. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Bok-gu sempat berniat untuk mengunjungi sang kakak. Namun, niat tersebut diurungkan dan ia hanya terpaku di pintu depan.
Ia tidak tahu bahwa didalam, Eun-seok terluka (lagi) oleh benda-benda yang dilemparkan oleh Min-joo. Beruntung, kebetulan Joon-seong melintas. Marah karena menganggap Bok-gu sengaja menyiksa diri, ia mendatangi sang mantan pengawal dan memukulnya.
Begitu tahu kondisi Eun-seok, Bok-gu langsung memacu motornya dan setelah bertemu Min-joo, melihat dengan mata kepala sendiri kondisi wanita yang dicintainya itu yang sangat mengenaskan. Saat berjalan pulang, terbukti betapa besar cinta pria itu ketika dirinya memeluk Eun-seok yang nyaris ditabrak mobil.
Di rumah, Min-joo yang kondisi mentalnya semakin tidak stabil tidak kuasa menahan air mata. Dengan suara yang begitu sedih, ia meminta Bok-gu untuk tidak lagi meninggalkannya. Kondisi itu sudah tentu sangat berat bagi Da-jeong, yang kembali harus menerima kenyataan bahwa Bok-gu tidak mencintainya.
Menepati janjinya, Bok-gu merawat Min-joo dengan baik hingga sang kakak tidak berhenti tersenyum sepanjang hari. Setelah semuanya selesai, pria itu memutuskan pulang karena tahu masih ada Da-jeong yang menantinya di rumah.
Namun saat tiba, ia melihat Da-jeong sedang membersihkan sepatu miliknya sambil bergumam. Perasaan gadis itu kembali dibuat tidak keruan ketika Bok-gu kembali bersikap manis, dan meminta untuk menemaninya tidur bersama seperti yang dilakukan Eun-seok terhadap Min-joo.
Episode 21 :
Ketika mengunjungi Min-joo, Bok-gu dikejutkan oleh kepanikan Eun-seok melihat sang kakak tidak membuka matanya. Gadis itu langsung pingsan saat dokter menyebut nyawa pria itu tidak bisa lagi diselamatkan dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan.
Saat bangun, Eun-seok keheranan saat tahu dirinya telah berada di rumah, dan perasaannya makin kacau saat ketika sang ibu melarangnya kembali ke rumah sakit. Namun, tekadnya sudah bulat meski belakangan Joon-seong juga hadir untuk membujuknya.
Bok-gu terus menunggui Min-joo sepanjang hari, sampai-sampai ia tertidur di rumah sakit. Ia langsung terbangun saat merasakan tangan sang kakak membelainya. Sebelum pergi untuk selamanya, Min-joo sempat membisikkan sesuatu di telinga adiknya.
Berlari seperti orang kesetanan, Eun-seok terlambat dan mendapati Min-joo telah terbujur kaku saat sampai di rumah sakit. Kembali pingsan untuk kesekian kalinya, setelah sadar gadis itu cuma bisa menyesali apa yang terjadi saat menatap foto pria yang pernah begitu dicintainya itu.
Yang paling terpukul adalah Bok-gu, yang merasa dirinya dikhianati sang kakak. Kembali ke sifat lamanya yang begitu gampang marah, ia kembali teringat akan ucapan terakhir Min-joo, yang meminta supaya Bok-gu tidak lagi membuat Eun-seok menangis karena gadis itu sangat mencintainya.
Gara-gara melampiaskan amarahnya dengan memukul seseorang, Bok-gu dibawa ke kantor polisi dan nyaris saja ditahan. Beruntung, Da-jeong muncul untuk menebusnya. Sadar kalau hal tersebut dilakukan karena merasa bersalah atas kematian Min-joo, gadis itu meminta Bok-gu untuk berhenti merasa bersalah.
Cara yang digunakan Eun-seok lain lagi, ia menutupi kesedihannya dengan berpura-pura gembira dan menerima ajakan Joon-seong. Namun belakangan gadis itu sadar apa yang seharusnya dilakukan, dan menyusul Bok-gu yang berada di puncak sebuah gedung.
Episode 22 :
Tidak perduli dengan sikap dingin Bok-gu, Eun-seok terus membuntutinya sambil memohon diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama meski hanya untuk sekedar minum teh. Diam-diam setelah berpisah, Bok-gu memukuli dua orang yang sempat menghina Eun-seok.
Kembali berurusan dengan polisi, Da-jeong yang melihat kondisi mengenaskan Bok-gu tidak tahan lagi dan langsung melampiaskan kemarahannya. Siapa sangka, pria itu belakangan malah meminta supaya gadis itu tidak memperdulikannya lagi karena telah berulang kali berkhianat. Kemudian, Bok-gu menggendong Da-jeong, yang terduduk lemas karena sudah beberapa hari tidak makan, pulang.
Setelah berpisah, Eun-seok tidak berhenti memikirkan keadaan Bok-gu dan memutuskan untuk mengunjungi pria itu. Sempat berubah pikiran di saat terakhir, dari salah seorang rekan ia diberitahu tentang kondisi Bok-gu yang mengenaskan, dan akhirnya melihat dengan mata kepala sendiri.
Kejadian tersebut membuat Eun-seok sadar bahwa masih ada orang lain yang lebih terluka darinya akibat kematian Min-joo, dan Bok-gu telah berbohong saat mengatakan dirinya baik-baik saja. Ia hanya bisa menahan tangis saat memperhatikan pria itu yang tergolek di ruangan karaoke.
Hal itu dilihat Da-jeong yang semula berniat untuk membawa Bok-gu pulang, dan air mata gadis itu kembali jatuh. Memutuskan untuk bicara dengan Eun-seok, ia memberitahu bagaimana kondisi terakhir pria terakhir yang sama-sama mereka cintai, memohon supaya sang 'rival' mau menolong Bok-gu dan berjanji akan menghilang setelah itu.
Keruan saja, Eun-seok merasa bersalah dan merasa dirinya sebagai penyebab keretakan hubungan Bok-gu dan Da-jeong. Dengan gontai ia melangkah kembali ke mobil, dan hatinya sempat berhenti berdetak saat ponselnya berbunyi. Di ujung sana, Bok-gu berpesan supaya Eun-seok tidak lagi menangis dan menjaga kesehatannya.
Namun, apapun yang diucapkan tidak mampu menghilangkan perasaan sakit yang dirasakan Bok-gu akibat ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Begitu juga dengan Eun-seok, yang perubahan sikapnya membuat pihak keluarga begitu kuatir.
Sumber : www.indosiar.com
No comments:
Post a Comment